Catatan

Menunjukkan catatan yang berlabel OPINI

Keunikan dan Pesona Aceh: Negeri Serambi Mekah yang Wajib Dikunjungi

Aceh: Negeri Serambi Mekah yang Kaya Akan Warisan Budaya dan Alam Aceh, provinsi yang terletak di ujung barat Indonesia, dikenal dengan sebutan "Serambi Mekah." Provinsi ini bukan hanya kaya akan sejarah Islam, tetapi juga menawarkan keindahan alam yang memukau dan tradisi budaya yang kuat. Aceh adalah destinasi yang sempurna untuk kamu yang mencari pengalaman wisata yang unik sekaligus mempelajari sejarah panjang Indonesia. 1. Sejarah dan Peran Islam di Aceh Aceh memiliki sejarah panjang sebagai pintu masuk Islam di Nusantara. Sejarah mencatat bahwa Kerajaan Samudera Pasai di Aceh adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia. Karena itulah Aceh dijuluki Serambi Mekah, sebagai simbol peran pentingnya dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Hingga saat ini, adat istiadat dan hukum syariah masih sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Aceh. Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh menjadi ikon utama yang sering dikunjungi wisatawan. Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempa

Harga Kebebasan Aceh dalam Sejarah Perjuangan Kemerdekaan

Imej
TENGKU HASAN DI TIRO THE PRICE OF FREEDOM: THE UNFINISHED DIARY OF TENGKU HASAN DI TIRO Saya menulis buku ini dalam persiapan untuk kematian saya, syahid - sebuahsaksi untuk sebuah idea yang sebelumnya telah dibuat suci oleh tumpahdarah nenek moyang saya dan baru-baru ini oleh darah tumpah dari pengikut setia saya.Untuk menjaga kebebasan kita, nenek moyang kita telah menderita semua,mengorbankan semua, berani semua, dan meninggal. Sekarang giliran kita untuk melakukan.Saya akhirnya memutuskan untuk melakukan apa yang saya percaya selama ini untukmenjadi takdir saya dalam hidup: untuk memimpin orang-orang saya dan negara saya untukkebebasan. Itu adalah misi hidup saya. Saya akan gagal jika saya gagaluntuk melakukannya. Kejayaan kekayaan dan kekuasaan tidak pernah tujuan sayadalam hidup kerana saya mempunyai kedua di negara saya. Hal ini jelas tidak mudah untuk meninggalkan hidup anda di Riverdale, NewYork, dengan isteri yang cantik dan anak, untuk pergi untuk tinggal di huta

Luahan Hati mantan propaganda GAM ketika bersama Wali Neugara Aceh Almarhum Hasan Tiro

Imej
Irwandi Yusuf Irwandi Yusuf ( Mantan Propaganda GAM ) : AN OBITUARY OF WALI Wali Neugara Alm. Teungku Hasan Muhammad di Tiro, yang telah dipanggil Allah pada tanggal 3 Juni 2010 adalah tokoh yang berpengetahuan dan berwawasan luas. Beliau sosok yang sangat disiplin. Semua yang bertemu dan berfoto dengan Wali harus rapi. Pakai jas dan dasi. Wali ingin orang Aceh itu rapi dan bersih dan pintar. Kalau tidak rapi akan kena semprot. Dalam anggapan umum tokoh-tokoh GAM baik yang ada di Eropa, Malaysia dll., Wali itu orangnya tidak suka berdiskusi alias authoritarian. Suatu waktu kami ke rumah Wali untuk rapat. Saya memakai celana jeans dan jaket, yang lain memakai jas dan dasi. Seperti biasanya, tiap bertemu Wali teman2 memeluk Wali dan cium pipi, saya juga seperti itu - follow suit. Saat itu teman2 yang lain menunggu-nunggu saya dimarahi Wali karena ssya tidak berjas dan berdasi. Soalnya tadi sebelum ke rumah Wali, teman2 senior sudah wanti2 saya agar pke jas dan dasi. Kata mereka

Pengertian terorisme dan istilah yang digunakan negara

Imej
Foto; dari google Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa serang-serangan teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi, dan oleh karena itu para pelakunya ("teroris") layak mendapatkan pembalasan yang kejam. Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh perkataan "teroris" dan "terorisme", para teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis, pejuang pembebasan, militan, mujahidin, dan lain-lain. Tetapi dalam pembenaran dimata terrorism : "Makna sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang". Padahal Terorisme sendiri sering tampak dengan mengatasnamakan agama. Selain oleh pelaku individual, terorisme bisa

Elite baru pejuang GAM telah sibuk dengan kepentingan politik dan ekonomi

Para korban tidak pernah disebutkan sebagai pihak utama yang harus menikmati perdamaian dan dimulainya kembali hak-hak mereka untuk mengejar keadilan dan akuntabilitas dari negara. Sebaliknya, upaya untuk memperoleh kebenaran pelanggaran oleh salah satu pihak yang berkonflik telah berkecil demi perdamaian. Lebih buruk lagi, upaya ini ditandai sebagai upaya untuk mengganggu perdamaian itu sendiri. Ini berarti impunitas masih utuh di Aceh. Helsinki Perjanjian diamanatkan pembentukan segera pengadilan hak asasi manusia dan komisi kebenaran dan rekonsiliasi di Aceh. Sebelum perjanjian, anggota masyarakat sipil di Aceh, bersama-sama dengan rekan-rekan mereka dari seluruh Indonesia, yang dikenal dengan gerakan yang sangat progresif dalam mempromosikan hak asasi manusia sebagai bagian dari proses perdamaian dan pembangunan perdamaian. Salah satu upaya yang signifikan mereka dalam mempromosikan hak asasi manusia didasarkan pada MoU itu intensif mempelajari, meneliti dan lobi rancangan d

Apa makna perjuangan Jihad Fisabilillah?

Abuya Sheikh Imam Ashaari Muhammad at-Tamimi, dalam bukunya bertajuk AQIDAH MUKMIN I telah mentakrifkan erti perjuangan jihad fisabilillah (dalam waktu aman) adalah sebagaimana berikut:- Perjuangan jihad fisabilillah ialah perjuangan yang bernar-benar kerana ALLAH dan untuk ALLAH semata-mata. Ianya benar-benar satu jihad menegakkan agama ALLAH dan hukum-hakam ALLAH samada melibatkan yang Wajib, yang Sunat, yang Makruh mahupun yang Haram. Mana-mana hukum yang Harus diperjuangkan agar menjadi ibadah. (Bagaimana perkara-perkara yang Harus boleh menjadi ibadah kepada kita?. Seperti makan, minum, bekerja, tidur, safar, dll. Iaitu ia mesti menepati tentang 5 Syarat berikut - Niat, Perkara, Perlaksanaan, Natijah dan Amalan Asas tidak boleh ditinggalkan. Sila rujuk ‘5 Syarat-Syarat Ibadah’ untuk lebih maklum). Perjuangan yang dibangunkan itu pula tidak boleh atas dasar hendak berkuasa dan memerintah, atas dasar hendakkan pangkat dan nama, atas dasar hendak menegakkan bangsa, atas dasar

HASAN TIRO: CATATAN HARIAN YANG TAK SELESAI (1)

BANDA ACEH (MeunaSAH, 16/3/99), Tengku Hasan Muhammad di Tiro (70)atau dikenal dengan Hasan Tiro, tokoh prokemerdekaan Aceh ternyata penuliscatatan harian yang baik. Itu bisa dibaca dalam karyanya "The Price ofFreedom: The Unfinished Diary". Harian Serambi Indonesia yang terbit diBanda Aceh, menukil buku yang berkisah tentang perjalanan Hasan Tiro ketikapulang ke Aceh 23 tahun lalu. Setelah kepulangannya itu ia menulis: "CatatanHarian yang belum Selesai" itu.Berikut ini nukilan buku itu yang akan dimuat MenunaSAH secara bersambung.HARI itu, 4 September 1976. Satu pesawat meninggalkan New York,Amerika Serikat (AS). Seorang penumpangnya adalah Tegku Hasan Muhammad diTiro. Penerbangan itu menempuh rute Seattle - Tokyo - Hongkong, danwilayah-wilayah Asia Selatan lainnya. Itulah perjalanan yang membawa HasanTiro pulang ke Aceh untuk mewujudkan impiannya, "Memimpin rakyat dan negarasaya". Dalam pesawat, pikiran Hasan Tiro menerawang jauh. Namun, ia pundapat

Rejam

SECARA berseloroh seorang teman mengatakan, “kok, ada ya orang yang masih punya perhatian terhadap masalah rajam, padahal masalah ini luput dari perhatian orang hari ini.” Kalimat tersebut muncul ketika menyaksikan suasana sidang tesis M. Arqom Pamulutan (MAP) di Pascasarjana IAIN Ar Raniry, Kamis, 30 Desember 2010 lalu. Dalam ringkasan tesisnya, saya melihat ada cita-cita luhur MAP yang selama ini terpendam, yaitu ingin sekali mejadikan Aceh sebagai daerah yang konsisten menjalankan syariat Islam, termasuk memberlakukan dan menjalan hukuman rajam bagi pelaku zina muhsan (yang sudah pernah menikah) sesuai petunjuk dan ajaran Rasulullah saw. Yang menurut MAP, mereka ini (penzina) adalah orang-orang yang telah berbuat keji dan dianggap telah membunuh dan menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan. Sehingga layak untuk dihukum rajam. Cita-cita luhur itu terbentur berbagai persoalan. Karena meskipun pada tahun 2009 DPRA telah mengesahkan materi rajam masuk dalam qanun jinayat dan qanun huku

Manusia Punk

PAKAIAN minimalis. Telinga, hidung, dan lidah ditindik. Rambut beragam bentuk. Sering mendekati tong sampah. Wajahnya terkadang sangar. Badannya terkesan jarang mandi. Hampir saban malam orang-orang yang mempunyai ciri-ciri demikian melanglang di kota Banda Aceh, terutama di Taman Sari dan Blang Padang. Setiap melihat mereka, setidaknya warga akan mengatakan, gelandangan, gembel, dan sebagainya. Warga, siapa saja, tidak mengecek kalau mereka itu punk sejati atau cuma berpenampilan seperti anak punk saja. Begitulah nasib komunitas Public United Not Kingdom (PUNK) yang berkeliaran di kota Banda Aceh sekarang. Selama awal tahun ini, surat kabar lokal telah memuat berita tentang keresahan warga terhadap keberadaan komunitas yang berpenampilan nyentrik itu. Misal di serambinews.com (7/1/11), keberadaan komunitas punk di kota Banda Aceh dalam beberapa bulan terakhir ini dinilai meresahkan warga. Seperti dialami seorang ibu yang tak henti-hentinya menangis di kantor Dinas Syariat Islam ko

Saatnya Ulama Memimpin

TULISAN Sehat Ihsan Shadiqin (SIS) mengenai Ulama di Ranah Politik (Serambi, 9/1/2011) telah merefleksikan sebuah sikap apatis terhadap kekuatan politik ulama dalam proses demokrasi di Aceh 2011. Anehnya sikap apatisme SIS kemudian dikaitkan dengan persepsi masyarakat dengan tanpa melakukan sebuah penelitian, bahwa kenyakinan SIS sama seperti kenyakinan masyarakat pada umumnya. SIS menulis “orang Aceh merasa, ulama merupakan sosok yang “cukup syarat” untuk memimpin organisasi pemerintahan. Meskipun mereka sadar kebanyakan ulama di Aceh tidak memiliki pengetahuan tentang manajemen dan birokrasi pemerintahan, namun sikap wara’, zuhud, arif, tawadhu’ dan ketaqwaannya dianggap menjadi modal penting untuk mengelola sebuah pemerintahan”. Pernyataan SIS yang disandingkan kepada kata “mereka” dan kemudian menyatakan bahwa ulama tidak mempunyai kemampuan tentang manajemen dan birokrasi pemerintahan adalah sebuah sikap kaum sekularistik yang memisahkan konsep agama dengan pemerintahan. Padah

Dukun Main lagi

MEMBACA berita Serambi edisi Jumat, 31 Desember 2010, tentang “Dana Operasinal Dihapuskan, RSUYA Tapaktuan Terancam Sekarat,” hati saya tergelitik. Pemotongan dana operasional itu disebutkan berdampak buruk secara langsung kepada masyarakat yang merindukan layanan kesehatan berkualitas. Bukan hanya itu, kondisi ini diperparah dengan tidak tertampungnya anggaran makan pasien, anggaran pengadaan obat-obatan, anggaran oksigen, minyak genset, ATK, dan anggaran pemeliharaan limbah. Suatu hal yang memilukan terkait kebijakan daerah Aceh Selatan yang rela mengorbankan layanan publik berkualitas demi kepentingan politis. Kemarin (03/01/2010) tersiar kabar pula, dokter spesialis dalam lingkungan Aceh Selatan mogok kerja. Hal itu sebagai respons terhadap kebijakan Qanun APBK kabupaten penghasil pala tersebut. Hal ini mempertegas karut-marutnya kepemimpinan Aceh Selatan saat sekarang. Tentu saja, persoalan kesehatan publik ini tidak dapat dibenarkan dengan cara-cara apa pun karena bertentangan

Mengapa Korupsi Berlanjut?

ARTIKEL berjudul “Jangan Berhenti Korupsi” telah merangsang saya untuk melanjutkan perbincangan seputar fenomena korupsi yang tampak anomalik itu. Khususnya untuk menjelaskan lebih jauh tentang alasan-alasan tekstual dan kontekstual, mengapa kemaksiatan korupsi di negeri ini, dalam berbagai modus, bentuk, lingkup dan kadarnya, memang masih harus terus berlanjut, meski ada sejumlah orang tampak menentangnya. Keberlanjutan korupsi itu bukan hanya karena pelaksanaan proyek pembangunan merupakan peluang bagi aksi maksiat korupsi. Tetapi juga karena banyak faktor-faktor tektual dan kontekstual lain yang secara signifikan menyebabkan maksiat korupsi, yang telah mewabah secara pandemic di negeri ini, masih terus dapat berlanjut. Secara tekstual, berbagai muatan aturan, sistem, kebijakan, hukum dan perundang-undangan yang disusun kaum elit, menyangkut tata-kelola pemerintahan dan keuangan negara (public), memang masih menunjukkan adanya skenario koruptif. Kesimpulan ini ditarik berdasarkan s

Jangan Berhenti Korupsi

TANPA banyak gembar-gembor, sebuah inisiatif penting sebagai bagian dari kampanye antikorupsi akhirnya terwujudkan di Kantor GeRAK Aceh pada Selasa 21 Desember lalu. Hari itu, Sekda Aceh T Setia Budi, berkenan meresmikan apa yang disebut dengan sekolah ACIC---Anti Corruption and Investigation Course (Sekolah Investagasi Korupsi dan Antikorupsi). Sebanyak 19 mahasiswa terdaftar sebagai Angkatan I dan harus “rela” membayar SPP sebanyak Rp150,000 per orang, untuk perkuliahan sebanyak 14 kali tatap muka. Saya merasa amat dihormati karena diminta memberi kuliah umum atau kuliah perdana kepada para mahasiswa, yang turut didengar oleh beberapa undangan lainnya. Ikut memberi kuliah adalah Fuad Mardhatillah dari IAIN Ar-Raniry, yang dulu pernah menjadi Deputi Bidang Sosial dan Agama BRR NAD-Nias. Hal yang terlihat terang benderang adalah bahwa mahasiswa dan yang bukan mahasiswa merasa tak yakin korupsi dapat diberantas. Menurut mereka, praktik korupsi itu sudah sangat akut, ibar

Perayaan Tahun Baru

APA makna tahun baru bagi kita, tatkala memasuki 2011? Tahun lalu, seorang seorang teman yang kebetulan berprofesi sebagai artis dan MC di Jakarta mengatakan bahwa dia baru saja panen, dan mengajak saya makan-makan di kawasan Kemang. Teman lain yang tinggal di sebuah kawasan di gang sempit menyebutkan, dia sedang dalam dilematis dengan dua pilihan: menyediakan uang dua juta rupiah atau keluar bersama keluarga dari rumah kontrakan. Ada pula ketakutan, dengan memasuki tahun 2011 semakin dekat ke tanggal 12 Desember 2012. Kiamat! Ya, seperti diramalkan bangsa Maya sesuai kalender mereka. Menurut riwayat, tahun baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai Kaisar Roma. Waktu itu di negara tersebut penanggalan yang dipakai ialah penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Kemudian Caesar memutuskan menggantikannya dengan tahun Masehi, yang diambil tahun lahirnya Nabi Isa Al Masih