Meninggalkan Shalat

“Batas antara seorang muslim dengan kemusyrikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat” (HR. Muslim).

Kalau mau dihitung, shalat bukanlah suatu pekerjaan yang berat. Hanya butuh waktu beberapa menit, membuat pikiran tenang, dan membuat sebahagian anggota tubuh menjadi bersih. Namun, sebahagian orang merasa sangat berat badannya untuk melaksanakan shalat. Padahal begitu buruk akibatnya.

Menurut riwayat, di masa Rasulullah, ketika beliau sedang duduk bersama para sahabat, datang pemuda ke dalam masjid dengan menangis. Rasulullah bertanya, “Wahai orang muda kenapa kamu menangis?” Berkata pemuda itu, “Ya Rasulullah, ayah saya telah meninggal dunia dan tidak ada kain kafan dan tidak ada orang yang memandikannya.”

Lalu Rasulullah memerintahkan Abu Bakar r.a. dan Umar bin Khattab r.a. untuk ikut orang muda itu untuk memastikan masalahnya. Mereka mendapati ayah pemuda itu telah bertukar rupa menjadi babi yang berwarna hitam. Mereka pun kembali dan memberitahukannya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, kami lihat mayat ayah orang ini berubah menjadi babi hutan hitam.”

Kemudian Rasulullah dan para sahabat mendatang rumah orang muda itu dan berdoa kepada Allah agar mayat itu kembali kepada bentuk manusia. Lalu Rasulullah dan para sahabat menyembahyangkan mayat itu. Namun ketika hendak dikuburkan, mayat itu kembali berubah menjadi seperti babi hutan yang hitam. Lalu Rasulullah bertanya kepada pemuda itu, “Wahai anak muda, apakah yang telah dilakukan oleh ayahmu sewaktu dia di dunia dulu?” Pemuda itu menjawab, “Sebenarnya ayahku tidak mau mengerjakan shalat.”

Hallain yang juga penting dimaknai dari peristiwa itu adalah, babi juga perlambang kehinaan. Jadi betapa hinanya orang yang tidak melaksanakan shalat. Shalat juga pembeda antara muslim dengan yang bukan..