Keunikan dan Pesona Aceh: Negeri Serambi Mekah yang Wajib Dikunjungi

Aceh: Negeri Serambi Mekah yang Kaya Akan Warisan Budaya dan Alam Aceh, provinsi yang terletak di ujung barat Indonesia, dikenal dengan sebutan "Serambi Mekah." Provinsi ini bukan hanya kaya akan sejarah Islam, tetapi juga menawarkan keindahan alam yang memukau dan tradisi budaya yang kuat. Aceh adalah destinasi yang sempurna untuk kamu yang mencari pengalaman wisata yang unik sekaligus mempelajari sejarah panjang Indonesia. 1. Sejarah dan Peran Islam di Aceh Aceh memiliki sejarah panjang sebagai pintu masuk Islam di Nusantara. Sejarah mencatat bahwa Kerajaan Samudera Pasai di Aceh adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia. Karena itulah Aceh dijuluki Serambi Mekah, sebagai simbol peran pentingnya dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Hingga saat ini, adat istiadat dan hukum syariah masih sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Aceh. Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh menjadi ikon utama yang sering dikunjungi wisatawan. Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempa...

Musyawarah ASNLF/AM Bansigom Malaya terlaksana

Musyawarah ASNLF/AM Bansigom Malaya terlaksana


Mengawali tahun 2015, pihak Acheh-Sumatra National Liberation Front (ASNLF) di negeri jiran Malaysia telah melakukan rapat-rapat kecil di beberapa tempat. Rapat tersebut dilakukan mereka Kamis lalu (19/2) serta di sampaikan ke redaksi media massa.

Peserta berjumlah 45 orang dan kesemuanya adalah anggota beserta perwakilan ASNLF dari berbagai wilayah di semenanjung Malaysia. Rapat tahunan tersebut diawali dengan evaluasi kinerja ASNLF di tahun 2014 oleh Tgk. Syuhada. Pada kesempatan itu pula, dibacakan amanat tertulis dari Ketua Presidium ASNLF pusat Ariffadhillah yang diwakili Tgk. Musafir sebagai ketua perwakilan ASNLF di Malaysia.

Dalam amanatnya, Ariffadhillah menggarisbawahi bahwa perjuangan Aceh Merdeka belum usai dan mengakui bila terjadi halangan dalam perjalanannya. ”Rapat konsolidasi ini adalah bagian dari memperkuat barisan. Bila terjadi konflik internal, maka musyawarah adalah solusinya,” ujar Arif dalam amanatnya yang berbahasa Aceh.

Pada sisi lain, pria yang bermukim di Jerman ini mengingatkan kepada peserta rapat bila tantangan pergerakan kedepan akan makin berat. Walaupun demikian, ASNLF tetap bersemangat dan penuh harapan, melalui musyawarah-musyawarah, serta dialog-dialog maka pergerakan akan semakin berkembang dan solid.

Setelah pembacaan amanat, diikuti dengan perkembangan terbaru kegiatan ASNLF di Eropa diantaranya dipaparkan hasil diplomasi keanggotaan ASNLF sebagai wakil Aceh di UNPO Belanda, ikut workshop dan demo Self Determination di Brussels, serta pembicara tentang kondisi HAM masa lalu Aceh dalam side event di gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jenewa, Swiss.

Dalam kesempatan itu pula diperkenalkan mahasiswa Aceh yang sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas di Kuala Lumpur. Kemudian dilanjutkan dengan laporan lisan perkembangan dari nanggroë Aceh oleh Abi Lamkalut. Wakil ketua perwakilan ASNLF di Malaysia ini mengutarakan pengalamannya selama 4 bulan di Aceh dalam melakukan perekrutan anggota ASNLF dari berbagai kalangan atau golongan masyarakat. Dalam laporannya, Abi Lamkalut menyampaikan perkembangan perjuangan Atjèh Meurdéhka yang patut dibanggakan. Program penerangan tentang pergerakan pembebasan Aceh telah berkembang kembali dan semakin mendapat simpati masyarakat hampir di seluruh pelosok Aceh.

Tgk. Meurah Jeumpa selaku sekretaris ASNLF Malaysia, menghimbau semua anggota, simpatisan rakyat Aceh di rantau ini agar terus memfokuskan diri pada tujuan sebenarnya perjuangan Atjèh Meurdéhka, yakni mencapai Aceh yang berdaulat. Untuk mencapai tujuan itu perlu peningakat kualitas kerja dan kedisiplinan, serta menjunjung tinggi konsitusi perjuangan.

Dalam sesi tanya jawab, Tgk. Singa Raja selaku ketua ASNLF wilayah Johor turut memberi apresiasi dan ikut menegaskan, agar perjuangan Atjèh Meurdehka tidak surut, apalagi berhenti sebelum Aceh diakui berdaulat oleh dunia internasional.

Selanjutnya, Tgk. Sigli dari sagoë Subang menghimbau rakyat Aceh perantau di Malaysia agar menjaga hubungan persaudaraan Aceh-Malaysia terus terjalin dan menghormati hukum negara Malaysia. Para peserta yang hadir berasal dari berbagai daerah di seputaran Kuala Lumpur seperti Sungai Buloh, Subang, Chowkit, Selayang, Kajang, Gombak, Batang Berjuantai hingga dari Semenyih, Negeri Sembilan.

Rapat konsolidasi tersebut diakhiri dengan doa bersama kepada korban perang dan tsunami Aceh, termasuk untuk Wali Negara Tgk Hasan di Tiro.

Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

STATUS ACHEH DALAM NKRI

Menteri Pendidikan Aceh Merdeka angkatan tahun 1976

SYARAT UNTUK DI TERIMA MENJADI TEUNTRA DAULAH ISLAMIYAH