Keunikan dan Pesona Aceh: Negeri Serambi Mekah yang Wajib Dikunjungi

Aceh: Negeri Serambi Mekah yang Kaya Akan Warisan Budaya dan Alam Aceh, provinsi yang terletak di ujung barat Indonesia, dikenal dengan sebutan "Serambi Mekah." Provinsi ini bukan hanya kaya akan sejarah Islam, tetapi juga menawarkan keindahan alam yang memukau dan tradisi budaya yang kuat. Aceh adalah destinasi yang sempurna untuk kamu yang mencari pengalaman wisata yang unik sekaligus mempelajari sejarah panjang Indonesia. 1. Sejarah dan Peran Islam di Aceh Aceh memiliki sejarah panjang sebagai pintu masuk Islam di Nusantara. Sejarah mencatat bahwa Kerajaan Samudera Pasai di Aceh adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia. Karena itulah Aceh dijuluki Serambi Mekah, sebagai simbol peran pentingnya dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Hingga saat ini, adat istiadat dan hukum syariah masih sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Aceh. Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh menjadi ikon utama yang sering dikunjungi wisatawan. Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempa...

Adu Kuat Simbol GAM-RI

Simbol, lambang, atau kata bukanlah sekadar deretan huruf, permainan warna, atau makna melompong. Dalam pentas politik, semua itu mengandung pesan tertentu sebagai bentuk perlawanan identitas diri (hal 12). Indra menyibak makna-makna simbol dan bendera GAM-RI secara menungkit.

Penulis yang sering mengupas konflik Aceh mengingatkan simbol budaya bisa menjadi alternatif resolusi konflik horizontal atau konflik vertikal. Untuk membedah arti lambang dan simbol GAM-RI, penulis tidak menggunakan pisau analisis yang lazim digunakan dalam ilmu sejarah atau ilmu politik. Namun menggunakan pisau ilmu semiotika. Semiotika ialah ilmu tentang tanda-tanda atau studi tentang landa dan segala hal yang berhubungan dengannya, cara berfungsi, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan penerimaanya oleh mereka yang menerimanya (hal 51).

Dalan bejana semiotika, lambang GAM-RI ditempatkan dalam tataran teks budaya, lalu dicarikan penanda dan pertanda. Hasilnya? Lambang RI yaitu Burung Garuda dan bendera nasional Merah Putih ditafsirkan secara diakronis, terutama melalui pemikiran pendiri bangsa. Sementara lambang GAM yakni Bouraq-Singa dan bendera Bulan Sabit diartikan secara diakronis dan sinkronis. Analisisi atas temuan penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang kian jelas perbedaan aspek yang diperjuangan oleh GAM dengan aspek dalam lambang RI.

Secara piawai, penulis menjelaskan riwayat Merah Putih dan Garuda yang merujuk pada buku berjudul 6.000 Tahun Sang Merah Putih yang ditulis oleh Muhammad Yamin. Disebutkan, secara resmi Merah Putih berkibar di persada Indonesia pada 17 Agustus 1945 yang dijahit oleh Fatmawati, istri Soekarno. Secara internasional, Merah Putih dinaikkan pertama kali di Lake Succes Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 28 September 1950. Sedangkan bendera GAM yakni Bulan Sabit di udara pertama kali di bumi Aceh pada 4 Desember 1974 di Gunung Halimon Pidie oleh deklarator GAM Dr Hasan Tiro yang dihadiri oleh 12 orang.

Perbedaan tajam lain antara Bouraq-Singa Vs Garuda yakni GAM menggunakan singa yang bukan binatang khas Indonesia. Singa hidup di belantara Afrika atau India. Sedangkan Bouraq merupakan kendaraan Nabi Muhammad SAW dalam Isra Mikraj yang bisa terbang. Bouraq dan Garuda sama-sama bisa terbang dan menjadi nama pesawat udara di Indonesia. Perbedaan lain, bouraq identik dengan Islam dan garuda identik dengan Hindu sebagai agama asli masyarakat Nusantara tni. Garuda adalah kendaraan Dewa Wisnu (hal 110-112).

Singa dikenal sebagai raja rimba yang bisa mengendalikan rajawali atau mitos burung garuda. Penampilan singa lebih berwibawa dengan bulu-bulunya yang melingkari kepalanya yang terkesan seperti mahkota. Untuk urusan ini, Hasan Tiro yang menciptakan lambang GAM mampu menghentikan retina menancap pandangan pada singa yang perkasa layaknya simbol negara Singapura.Simbol adalah bentuk perjuangan. Setiap orang, organisasi, atau negara memiliki simbol masing-masing. Otto dalam pengantar menyebutkan pada umumnya organisasi politik di mana pun memiliki empat hal simbolik, yakni bendera, lambang, lagu, dan slogan. Peresensi adalah Murizal Hamzah Editor Buku "Aceh di Mata Urang Sunda

Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

STATUS ACHEH DALAM NKRI

Menteri Pendidikan Aceh Merdeka angkatan tahun 1976

SYARAT UNTUK DI TERIMA MENJADI TEUNTRA DAULAH ISLAMIYAH